PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Dewasa ini air merupakan
masalah yang perlu perhatian seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang
baik sesuai standar tertentu , saat ini menjadi barang yang mahal karena sudah
banyak air yang tercemar oleh bermacam-macam limbah yang dihasilkan dari
kegiatan manusia , baik dalam limbah
kegiatan rumah tangga , limbah dari industri maupun hasil kegiatan lainnya .
Air buangan berupa
limbah cair umumnya mengandung beberapa komponen pencemaran seperti senyawa
kimia pengoksidasi dan perekduksi , sedimen , kotoran , lumpur ,minyak ,
bakteri pathogen ,virus , garam , pestisida , senyawa organik , logam berat dan
bahan-bahan lainyang mengapung , melayang dan tersuspensi dalam air . Kadar
klorida dalam air yang diperbolehkan oleh SNI(Standar Nasional Indonesia)
adalah 1,5 mg/L sampai dengan 100 mg/L.
Limbah merupakan
pencemar yang menggangu keseimbangan alam yang menimbulkan ancaman bagi manusia
. Adanya pencemaran yang disebabkan oleh limbah yang berasal dari kawasan
industri , areal pertanian , maupun limbah
rumah tangga akan merubah sifat-sifat fisika dan kimia yang akan
menurunkan kualitas air .
Salah satu senyawa yang
terkandung dalam limbah yaitu Klorida . Tergolomg dalam unsur halogen , yang
merupakan gas berwarna kuning kehijauan dan dapat bersenyawa dengan hampir
semua unsur .Di alam Khlorida ditemuka dalam keadaan bersenyawa terutama dengan
Natrium sebagai garam (NaCl) . Khlorida
digunakan secara luas dalam pembuatan produk sehari-hari . Salah satunya dalam
pembuatan produk sabun untuk pembuatan
senyawa klorin dalam sanitasi .
Kerugian dari penggunaan
senyawa Khlorida dapat mengiritasi system pernafasan , dalam bentuk gas dapat
mengiritasi selaput lendir dan dalam cairan bias membakar kulit .Baunya dapat
dideteksi pada konsentrasi 3,5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm dapat terhisap
fatal setelah terhisap dalam - dalam .
Penentuan kadar Khlorida
dilakukan dalam berbagai metode salah satunya adalah titrasi argentometri . Penggunaan
metode titrasi argentometri merupakan metode yang klasik untuk analisis kadar
Khlorida yang dilakukan dengan menggunakan larutan AgNO3 dan
indicator K2Cr2O4 5% . Kelebihan analisis
Khlorida dengan cara ini yaitu pelaksanaannya yang mudah dan cepat , memiliki
ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi dan dapat digunakan untuk
menentukan kadar yang memiliki sifat yang berbeda-beda .
2. Rumusan Masalah
1.
Berapa kadar Khlorida dalam air hasil pengolahan industri sabun
yang dianalisa?
2.
Apakah kadar Khlorida dalam air hasil pengolahan industri sabun
sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan?
METODE PENELITIAN
1.
Dasar Teori
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang
membentuk bumi . Bumi dilingkupi sebanyak 70% , sedangkan sisanya 30% berupa
daratan.Udara mengandung zat dan dan uap air sebanyak 15% dari tekanan atmosfer
.Hampir semua , kegiatan manusia mulai dari mandi , membersihkan tempat tinggal
, makan dan minum sampai kegiatan lainnya . (Gabriel , 2001) .
Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82
tahun 2001 menyebutkan : Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup , zat, energi , atau komponen lain kedalam air atau berubahnya
tatanan air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai peruntukkannya .
(Titis , 2009)
Salah satu bahan
yang terkandung dalam limbah yaitu Khlorida . Tergolong dalam unsur halogen ,
yang merupakan gas berwarna kuning kehijauan dan dapat bersenyawa dengan semua
unsur . Di alam khlorida ditemukan dalam keadaan bersenyawa terutama dengan
natrium sebagai garam (NaCl) . Khlorida digunakan untuk menghasilkan air minum
yang aman hampir di seluruh dunia . Khlorida juga digunakan secara
besar-besaran pada proses pembuatan kertas , zat pewarna , tekstil , produk
olahn minyak bumi , obat-obatan , antiseptik , insektisida , makana , pelarut ,
cat , plastik dan banyak produk lainnya .
Menurut
Gabriel(2001) akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air adalah :
a.
Terganggunya kehidupan organisme air
b.
Pendangkalan dasar perairan
c.
Punahnya biota air seperti ikan
d.
Menjalarnya wabah penyakit seperti muntaber
e.
Banjir akibat tersumbatnya saluran air
Maka air yang sudah
tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia . berdasarkan
garis besarnya pencemaran air dapat mengakibatkan dua hal yaitu :
-
Air menjadi menjadi tidak bermanfaat lagi
-
Air menjadi penyebab penyakit
Pengertian limbah
menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 . Limbah
adalah sisa suatu usaha atau kegitan yang mengandung bahan berbahaya atau
beracun yang karena sifat atau konsentrasi dan jumlahnya secara langsung atau
tidak langsung akan dapat menbahayakan
lingkungan hidup , kesehatan , kelangsungan hidup manusia serta makhuk
lain.(Robert et al , 2005) .
Air limbah industri
umumnya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air dalam proses produksi . Di
Industri fungsi dari air antara lain :
a.
Sebagai air pendingin . Berfungsi untuk memindahkan panas yang
terjadi dari proses .
b.
Untuk mentransportasikan produk atau bahan baku .
c.
Sebagai proses , misalnya sebagia umpan pada pabrik minuman .
Untuk mencuci dan membilas produk atau gedung serta instalasi .
Untuk mencuci dan membilas produk atau gedung serta instalasi .
(Ricki , 2005) .
Dalam air hasil
pengolahan industri sabun mengandung kadar khlorida yang cukup tinggi sehingga
diperlukan analisa kadar khlorida . Natrium khlorida dalam pembuatan sabun
berfungsi untuk mengendapkan sabun dari campuran reaksi.
Khlorida (Cl-)
adalah salah satu senyawa umum yang terdpat pada perairan alam .
Senyawa-senyawa khlorida tersebut mengalami proses diasosiasi dalam air
membentuk ion . Ion khlorida pada dasarnya mempunyai pemgaruh kecil terhadap
sifat-sifat kimia dan biologi perairan . Kation dari garam-garam khlorida dalam
air terdapat dalam keadaan mudah larut .
Ion khlorida secara umum tidak membentuk
senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam . Ion ini juga tidak dapat
dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik . Namun , kelebihan
garam khlorida dapat menyebabkab penurunan kualitas air . Oleh karena itu
sangat penting dilakukan analisa terhadap khlorida , karena kelebihan garam khlorida dalam air
menyebabkan noda berwarna putih di pinggiran badan air .(Achmad , 2004) .
Sifat kelarutan khlorida
larut dalam air . Merkurium (I) khlorida (HgCl2) , perak nitrat
(AgCl) , timbel khlorida (PbCl2) , merupakan senyawa yang sangat
sedikit larut dalam air dingin tetapi mudah larut dalam air mendidih sedangkan
tembaga (I) khlorida (CuCl) , bismuth oksiklorida (BiOcl) , stibium
oksikhlorida (SbOCl) dan merkurium (II) oksikhlorida Hg2OCl2
tidak larut dalam air .
(Titis , 2009) .
Menurut Wardhana (1995) indikator atau tanda bahwa air
lingkungan telah tercemar adanya perubahan atau tanda yang diamati melalui :
- Adanya perubahan air .
- Adanya perubahan PH atau
konsentrasi hidrogen .
- Adanya perubahan warna ,
bau , dan rasa air .
- Timbulnya endapan ,
koloidal , bahan terlarut .
- Adanya mikroorganisme .
- Meningkatnya
radioaktivitas air lingkungan .
Uji
kualitatif khlorida
a. Dengan asam sulfat pekat


Dari baunya yang
merangsang dan dihasilkannya asap putih , yang terdiri dari dari butiran halus
asam khlorida , ketika kita meniup melintasi mulut tabung .
b. Dengan Larutan Perak
Nitrat
Endapan perak khlorida , yang seperti dadih dan putih . Ia larut dalam air dan dalam asam nitrat encer ,
tetapi larut dalam laritan amoniak encer dan larutan-larutan kalium sianida dan
tiosulfat .
Reaksi yang terjadi
sebagai berikut :





c. Dengan Larutan Timbel
Asetat
Endapan putih timbal
khlorida , PbCl2 dari larutan yang pekat .


Titrasi argentometri dengan metode Mohr banyak dipakai
untuk menentukan kandungan khlorida dalam berbagai contoh air , misalnya air
sungai , air laut , air sumur , air hasil pengolahan industri sabun .
Konsentrasi ion khlorida
dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan standar
perak nitrat . Endapan putih perak khlorida akan terbentuk selama proses
titrasi berlangsung dan digunakan indicator larutan kalium dikromat encer .
Etelah ion khlorida mengendap maka kelebihan Ag+ pada saat titik
akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indikator membentuk endapan coklat
kemerahan Ag+CrO4 .
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :


.
pH larutan selama
titrasi harus dipertahankan netral atau sedikit alkalis. Jika sampai suasana
asam maka sensitifitas metoda berkurang kareana konstanta ionisasi asam kromat
kecil , sehingga ion kromat akan
bereaksi dengan hidrogen.
(Parnata ,1999)
B . Cara Kerja
1. Persiapan Sampel
2. Sampel
yang berwarna akan mengganggu dan akan dihilangkan terlebih dahulu dengan
penambahan 3 ml Al(OH)3 campur dan
saring,lalu dicuci,atur pH 7-10 .
3. Pembakuan
Titran AgNO3
Baku
primer yang digunakan adalah NaCl 0,0141 N
-
Pipet 10 ml NaCl 0,0141 N dan masukkan dalam Erlenmeyer .
-
Tambah Indikator K2CrO4 5 % 1ml,campur .
-
Titrasi dengan AgNO3 hingga terbentuk warna kuning kemerahan.
-
Perhitungan : N AgNO3 = 10 x 0,0141 N

mL AgNO3
4. Penetapan Kadar Khlorida
-
Sebanyak 100mL di masukkan kedalam erlenmeyer 250mL
-
Ditambahkan larutan indikator K2Cr2O4 5% sebanyak 1 mL kemudian titrasi dengan
larutan baku AgNO3 hingga titik akhir titrasi yang ditandai dengan
terbentuknaya endapan merah kecoklatan dari Ag2CrO4 ,
kemudian dihitung AgNO3 yang
digunakan .
-
Dilakukan titrasi blanko , terhadap 100mL aquadest seperti langkah
di atas dan di ulangi perlakuan yang sama sebanyak tiga kali .
Perhitungan kadar
khlorida :

mL
sampel
Dimana :
A : Volume larutan baku AgNO3 titrasi sampel (mL)
B : Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (mL)
C : Normalitas larutan baku AgNO3 (mgrek/mL)
KESIMPULAN
1. Hal-hal penting yang
perlu diperhatikan dalam percobaan
-
Larutan AgNO3 perlu
distandarkan terlebih dahulu karena larutan standar ini adalah larutan standar
sekunder.
-
Larutan standar sekunder
tidak mampu bertahan lama, mudah berubah konsentrasinya.
-
Pembakuan ulang perlu
dilakukan agar konsentrasi Oleh karena
itu perlu penstandar ulangan agar konsentrasi pentiter terhitung secara cermat
dan tidak berubah lagi.
-
Dalam titrasi metode Mohr ,
adalah titrasi dilakukan dengan kondisi larutan berada dalam kisaran PH 7-10
disebabkan ion kromat adalah basa konjugasi dari asam kromat . Oleh sebab itu
jika pH dibawah 7 maka ion kromat akan mendominasi di dalam larutan akibatnya
dalam larutan yang bersifat asam konsentrasi ion kromat akan terlalu kecil utuk
memungkinkan terjadinya endapan Ag2CrO4 sehingga pada
akibatnya titik akhir titrasi sulit dideteksi .
-
Pada pH diatas 10 maka
endapan AgOH yng berwarana kecoklatan akan terbentuk sehingga menghalangi
pengamatan titik akhir titrasi .
-
Disebabkan kelarutan AgCl
dan Ag2CrO4 dipengaruhi suhu maka semua titrasi dilakukn
pada temperatur yang sama .
-
Pengadukan atau pengocokan
selama larutan standar ditambahkan sangat dianjurkan karena dapat mempermudah
pengamatan titik khir titrasi dan perak kromat terbentuk sebelum titik akhir
titrasi dapat dihindari .
-
Larutan AgNO3
dan endapan perak khlorida yang terbentuk harus dilindungi dari sinar matahari
.
-
Blanko diperlukan dengan
metode yang sama selama analisis akan tetapi tanpa kehadiran analit .
2. Manfaat percobaan
- Hasil yang di peroleh
dari analisa ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi tentang kadar
khlorida dengan menggunakan metode analisis argentometri pada air hasil
pengolahan industri sabun
- Dari hasil yang
diperoleh dapat mengetahui kadar khlorida dalam air hasil pengolahan industri
sabun , yang perlukan untuk kendali pencemaran air .
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan. 1996. Pelatihan Analisis Kualitas Air dan
Limbah Cair. Jakarta
Boedirahardja , Partana . 1999. Kimia Air . Solo : AAK
Underwood.
1986. Analisis kimia kuantitatif. Jakarta : Erlangga
http//:.jurnal-pengaruh
kadar klorida pada air sumur gali.yurman,fak.pertanian universitas Bengkulu
diunduh pukul 16:25 WIB 11 April 2012
http://p3m.stain-pekalongan.ac.id/ , diunduh pukul 16 : 38 WIB 11 April 2012
http://robbaniryo.com/ilmu-kimia/klor/ , di
unduh pukul 16 :30 WIB 16 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar