Halaman

Selasa, 29 Mei 2012

URINALISIS


Pemeriksaan Makroskopik Urin
Urinalisis dimulai dengan mengamati penampakan makroskopik : warnadan kekeruhan. Urine normal yang barudikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom danurobilin.Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi urine; urine encer hampir tidak berwarna, urine pekat berwarna kuning tua atau sawo matang. Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat(dalam urineasam) atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan oleh bahan selular berlebihan atau protein dalam urin.Volume urine normal adalah 750-2.000 ml/24hr. Pengukuran volume inipada pengambilan acak (random) tidak relevan. Karena itu pengukuran spesimen atau dengan meletakkan strip di atas secarik kertas tisu.Perubahan warna diinterpretasikan dengan membandingkannya dengan skala warna rujukan, yang biasanya ditempel pada botol/wadah reagenstrip.Perhatikan waktu reaksi untuk setiap item. Hasil pembacaan mungkin tida kakurat jika membaca terlalu cepatatau terlalu lambat, atau jika pencahayaankurang. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebihdianjurkanuntuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.Pemakaian reagen strip haruslahdilakukan secara hati-hati. Oleh karenaitu harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan sepertiyangtertera dalam leaflet. Setiap habis mengambil 1 batang reagen strip,botol/wadah harus segera ditutup kembali dengan rapat, agar terlindung dari kelembaban, sinar, dan uap kimia. Setiap strip harus diamati sebelum digunakanuntuk memastikan bahwa tidak ada perubahan warna.
1. Glukosa
Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus muncul dalam urin (kurang dari 130 mg/24 jam).Glukosuria (kelebihan gula dalamurin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun. Glukosuria umumnya berarti diabetes mellitus.Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu glukosuria tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis diabetes mellitus.Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosaoksidase (GOD), peroksidase (POD) dan zat warna.
.2. Protein
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal. Normal ekskresi protein urine biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl dalam setiap satu spesimen. Lebih dari10 mg/ml didefinisikan sebagai proteinuria.Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu sehat karena perubahan fisiologis. Selama olah raga, stres atau diet yang tidak seimbang dengan daging dapat menyebabkan protein dalam jumlah yang signifikan muncul dalam urin. Pra-menstruasi dan mandi air panas juga dapatmenyebabkan jumlah protein tinggi.Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresi albu min merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan karena penyakitglomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi.Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah merupakan petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakit tubulo interstitiel.Dipsticks mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru,yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadapglobulin,protein Bence-Jones, dan mukoprotein.3.
Bilirubin
Bilirubin yang dapat dijumpai dalam urine adalah bilirubin direk(terkonjugasi), karena tidak terkait dengan albumin,sehingga mudah difiltras oleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadar dalam darah meningkat.Bilirubinuria dijumpai pada ikterus parenkimatosa (hepatitisinfeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif, kanker hati(sekunder), CHFdisertai ikterik.


4. Urobilinogen
Empedu yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugas imencapai area duodenum, tempat bakteri dalamusus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Sebagian besar urobilinogen berkurang di faeses;sejumlah besar kembali ke hati melalui aliran darah, di sini urobilinogen diproses ulang menjadi empedu; dan kira-kira sejumlah 1%diekskresikan kedalam urine oleh ginjal.Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi se lhepar menurun atau terdapat kelebihan urobilinogen dalam saluran gastrointestina lyang melebehi batas kemampuan hepar untuk melakukan rekskresi.Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin berlebihan(ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab apapun), kerusakan parenkim hepar (toksik hepar,hepatitis infeksiosa, sirosis hepar, keganasanhepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik, obstruksiusus,mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit. Urobilinogen urine menurundijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit hati yang parah(jumlah empedu yang dihasilkan hanyasedikit), penyakit inflamasi yangparah, kolelitiasis, diare yang berat.Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahragaatau minum atau dapatdisebabkan oleh kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat dapat mengeluarkan sejumlahkecil urobilinogen
.5. Keasaman (pH)
Filtrat glomerular plasma darah biasanya diasamkan oleh tubulus ginjal dan saluran pengumpul dari pH 7,4 menjadisekitar 6 di final urin. Namun,tergantung pada status asam-basa, pH kemih dapat berkisar dari 4,5 ±8,0.pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifat basa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur) adalah yang lebihasam.Obat-obatan tertentu dan penyakit gangguan keseimbangan asam-basa juga dapat mempengaruhi pHurine.Urine yang diperiksa haruslah segar, sebab bila disimpan terlalu lama,maka pH akan berubah menjadi basa.Urine basa dapat memberi hasilnegatif atau tidak memadai terhadap albuminuria dan unsure-unsur mikroskopik sedimen urine, seperti eritrosit, silinder yang akan mengalami lisis. pH urine yang basa sepanjang hari kemungkinan oleh adanya infeksi.Urine dengan pH yang selalu asam dapat menyebabkan terjadinya batu asam urat.Berikut ini adalah keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi pH urine :a. pH basa : setelah makan, vegetarian,alkalosis sistemik, infeksi saluran kemih (Proteus atau Pseudomonas menguraikan urea menjadiCO2 dan ammonia), terapi alkalinisasi, asidosis tubulus ginjal,spesimen basi.b. pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan,penyakit demam pada anak),asidosis sistemik (kecuali pada gangguan fungsi tubulus, asidosi srespiratorik ataumetabolic memicu pengasaman urine danmeningkatkan ekskresi NH4+), terapi pengasaman.
6. Berat Jenis (Specific Gravity, SG)
Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yang mengukur konsentrasi zat terlarut) mengukur kepadatan air seni serta dipakai untuk menilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan  urin.Spesifik gravitasi antara 1,005 dan 1,035 pada sampel acak harus dianggap wajar jika fungsi ginjal normal. Nilai rujukan untuk urine pagi adalah1,015 ± 1,025, sedangkan dengan pembatasan minum selama 12 jam nilai normal >1,022, dan selama 24 jam bisa mencapai 1,026. Defek fungsi dini  yang tampak pada kerusakan tubulus adalah kehilangan kemampuan untuk memekatkan urine.BJ urine yang rendah persisten menunjukkan gangguan fungsi reabsorbsi tubulus. Nokturia dengan ekskresi urine malam > 500 ml dan BJ kurang dari1.018, kadar glukosa sangat tinggi, atau mungkin pasien baru-baru inimenerima pewarna radiopaque kepadatan tinggi secara intravena untuk studi radiografi, atau larutan dekstran dengan berat molekul rendah. Kurangi 0,004untuk setiap 1% glukosa untuk menentukan konsentrasi zat terlarut non-glukosa.
7. Darah (Blood)
Pemeriksaan dengan carik celup akan memberi hasil positif baik untukhematuria, hemoglobinuria, maupun mioglobinuria. Prinsip tes carik celupialah mendeteksi hemoglobin dengan pemakaian substrat peroksidase serta aseptor oksigen. Eritrosit yang utuh dipecah menjadi hemoglobin dengan adanya aktivitas peroksidase. Hal ini memungkinkan hasil tidak sesuai dengan metode mikroskopik sedimen urine.Hemoglobinuria sejati terjadi bila hemoglobin bebas dalam urine yang disebabkan karena danya hemolisis intravaskuler. Hemolisis dalam urine juga dapat terjadi karena urine encer, pH alkalis, urine didiamkan lama dalam suhu kamar. Mioglobinuria terjadi bila mioglobin dilepaskan ke dalam pembuluh darah akibat kerusakan otot, seperti otot jantung, otot skeletal, juga sebagai akibat dari olah raga berlebihan, konvulsi. Mioglobin memiliki beratmolekul kecil sehingga mudah difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresi kedalam urine.
 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuanlaboratorium :
1. Hasil positif palsu dapat terjadi bila urine tercemar deterjen yang mengandung hipoklorid atauperoksida, bila terdapat bakteriuria yangmengandung peroksidase

Tidak ada komentar:

Posting Komentar