Nematoda
mempunyai jumlah spesies yang terbesar diantara cacing-cacing yang hidup
sebagai parasit. Nematoda terdiri dari beberapa spesies, yang banyak ditemukan
didaerah tropis dan tersebar diseluruh dunia. Seluruh spesies cacing ini
berbentuk silindrik (gilig), memanjang dan bilateral simetris.cacing-cacing ini
berbeda-beda dalam habitat,siklus hidup,dan hubungan hospes-habitat
(host-parasite relationship). Cacing ini bersifat uniseksual sehingga ada jenis
jantan dan betina. Cacing yang menginfeksi manusia diantaranya adalah
N.americanus dan A.duodenale sedangkan
yang menginfeksi hewan (anjing/kucing) baik liar maupun domestik adalah
A.ceylanicum meskipun cacing ini dilaporkan dapat menjadi dewasa dalam usus
halus manusia dan tidak pernah menyebabkan creeping eruption, sedangkan A.caninum dan A.braziliense tidak dapat
menjadi dewasa dalam usus halus manusia dan menyebabkan creeping eruption pada
manusia. Akibat utama yang ditimbulkan bila menginfeksi manusia atau hewan
adalah anemia mikrositik hipokromik, karena Nematoda dapat menyebabkan
pendarahan di usus. Perbedaan morfologi antar spesies dapat dilihat dari bentuk
rongga mulut, ada tidaknya gigi, dan bentuk bursa kopulatriks cacing jantan.
tambang tersebar luas di daerah tropis, pencegahan tergantung pada sanitasi
lingkungan, kebiasaan berdefikasi, dan memakai alas kaki. Strongyloides
stercoralis merupakan cacing Nematoda usus yang hidup parasit pada manusia,
namun dalam siklus hidupnya terdapat fase hidup bebas di tanah. Bentuk telurnya
sulit dibedakan dengan telur cacing tambang.
Manusia
dapat terinfeksi melalui 3 cara: yaitu langsung, tak langsung, dan autoinfeksi.
Cara pencegahan dan penyebaran cacing ini sama seperti cacing tambang. Obat
yang efektif untuk strongyloidiasis adalah thiabendazol. Akibat utama yang
ditimbulkan adalah peradangan pada usus, disentri terus-menerus dan rasa sakit
pada perut bagian kanan atas. Diagnosis dengan menemukan larva dalam tinja atau
dalam sputum penderita. Pada cacing Nematoda usus ada beberapa spesies yang
menginfeksi manusia maupun hewan. Nematoda usus terbesar adalah A.lumbricoides
yang bersama-sama dengan T.trichiura, serta cacing tambang sering menginfeksi
manusia karena telur cacing tersebut semuanya mengalami pemasakan di tanah dan
cara penularannya lewat tanah yang terkontaminasi sehingga cacing tersebut
termasuk dalam golongan soil-transmitted helminths. A.lumbricoides, T.trichiura
dan E.vermicularis mempunyai stadium infektif yaitu telur yang mengandung
larva. Siklus hidup A.lumbricoides lebih rumit karena melewati siklus
paru-paru, sedangkan T.trichiura dan E.vermicularis tidak. Gejala klinis
penyakit cacing ini bila infeksi ringan tidak jelas, biasanya hanya tidak enak
pada perut kadang-kadang mual. Infeksi askariasis yang berat dapat menyebabkan
kurang gizi dan sering terjadi sumbatan pada usus. Trikhuriasis berat biasanya
dapat terjadi anemia, sedangkan pada enterobiasis gejala yang khas adalah
gatal-gatal di sekitar anus pada waktu malam hari saat cacing betina keluar
dari usus untuk meletakkan telunya di daerah perianal. Diagnosis askariasis dan
trikhuriasis dengan menemukan telur dalam tinja penderita, sedangkan untuk
enterobiasis dapat ditegakkan dengan anal swab karena telur E. vermicularis
tidak dikeluarkan bersama tinja penderita.
Infeksi
cacing usus ini tersebar luas di seluruh dunia baik daerah tropis maupun sub
tropis. Anak-anak lebih sering terinfeksi dari pada orang dewasa karena
kebiasaan main tanah dan kurang/belum dapat menjaga kebersihan sendiri. Semua
infeksi cacing usus dapat dicegah dengan meningkatkan kebersihan lingkungan,
pembuangan tinja atau sanitasi yang baik, mengerti cara-cara hidup sehat, tidak
menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman dan mencuci bersih sayuran/buah yang
akan di makan mentah. Obat cacing, seperti piperasin, mebendazole, tiabendazol,
dan lain-lain dapat diberikan dengan hasil yang cukup memuaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar