PENDAHULUAN
Jamur (fungi) adalah organisme eukariot
yang memiliki satu inti dan membran inti, retikulum endoplasma, mitokondria,
dan aparatus sekresi. Jamur memiliki dinding sel kaku penting yang menentukan
bentuknya. Dinding sel sebagian besar terdiri dari lapisan karbohidrat (rantai
panjang polisakarida) serta glikoprotein dan lipid. Dinding sel melepaskan
antigen imunodominan yang dapat menimbulkan respon imun selular dan antibodi diagnostic .
Pada umumnya infeksi terhadap jamur (fungi) hanya terbatas diluar
tubuh, tetapi beberapa jamur dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya.
Misalnya, spora jamur yang masuk ke dalam paru, akibatnya dapat mengaktifkan
respon imun yang berupa manifestasi saluran nafas ringan, reaksi
hipersensitivitas berat sampai berujung pada kematian.
Kebanyakan
jamur tidak berbahaya , namun sebagian kecil spesies jamur dapat menimbulkan
penyakit pada manusia disebut mikosis . Penyakit jamur bervariatif antara
infeksi superfisial biasa sampai penyakit sistemik yang membahayakan terutama
pada pejamu imunodefisien . Hal tersebut tergantung dari berbagai hal seperti
kapsul yang sulit dicerna (kriptokok) ,, resistensi terhadap fagositosis
(histoplasma) dan destruksi sel polimorfnuklear (koksidosis) . Beberapa jamur
mengaktifkan komplemen melalui jalur alternatif , tetapi efekny terhadap
kelangsungan hidupnya belum diketahui .
Antibodi juga dapat ditemukan dan
diduga mempunyai peran dalam respons imun terhadap jamur , Spesies jamur
terdiri atas molds , yeast dan fungi yang lebih tinggi . Fungi memiliki
struktur dinding yang kompleks yang terutama terdiri atas kitin polisakarida ,
glukan dan manan .
Jamur tumbuh
dalam dua bentuk dasar, yaitu:
- Ragi
Merupakan sel tunggal berbentuk sferis sampai elips
dengan diameter 3-5 µm. Ragi bereproduksi dengan membentuk tunas. Setelah
proses pembentukan tunas dihasilkan rantai sel ragi yang memanjang, disebut
pseudohifa.
- Kapang
Terdiri dari tubulus silindris bercabang (hifa). Hifa
dibagi mnejadi sel-sel oleh dinding pembatas atau septum yang khas terbentuk
pada interval regular selama pertumbuhan hifa.
BAB II
Menurut lokasi infeksi, jamur pada
manusia dapat berupa:
1. Jamur permukaan
Hidup dalam komponen kulit yang mati, rambut, dan kuku
yang mengandung keratin.Jamur subkutan . Hidup sebagai saprofit dan menimbulkan nodul kronik atau
tukak.Infeksi ini disebut dengan
dermatofitosis , termasuk dalam kelompok ini adalah Microsporum sp , Trichophyton sp dan Epidermoophyton sp.Mereka
mempunyai kemampuan untuk menghancurkan keratin dan menggunakan puing-puingnya
sebagai sumber nutrisi . Jamur ini dapat menimbulksn infeksi di kulit kepala
(tinea kapitis) , di kulit (tinea korporis) atau di kuku (tinea
unguinum).Mekanisme imun yang
mengendalikan jenis infeksi ini belum banyak diketahui namun melibatkan sistem
imun spesifik dan non spesifik
2. Jamur saluran
napas
Berasal dari saprofit tanah dan menimbulkan infeksi paru
subklinis atau akut.Jamur
ini masuk kedalam tubuh melalui inhalasi kedalam saluran pernfasan atau masuk
melaui luka pada kulit. Setelah terjadi suatau replikasi terbatas pada tempat
masukya, organisme dapat dibersihkan oleh system imun non spesifik (makrofag)
. Jamur yang menyebakan adalah Histoplasma capsulatum
3.
Candida albicans
Menimbulkan
infeksi superfisial pada kulit dan membran mukosa.Jamur ini biasanya tidak pathogen
pada manusia sehat tetapi dapat bersifat sebagai organisme virulen pada
individu dengan fungsi imun yang tertekan . Selain Candida albicans , ada juga Aspergillus sp , Phycomycetes (Mucor , Rhizophus). Jamur ini dapat menyebabkan
sariawan, vulvovaginitis , pneumonitis .Infeksi ini dapat akut dan sembuh sendiria atau kronik
dan kadang-kadang menyebar , terutama pada bayi imatur atau pada individu
dengan funsi imun yang sangat tertekan .
Jamur ini dapat menjadi invasif dan benar-benar melibatkan setiap
jaringan tubuh .
4. Pengobatan dengan antibiotika
Jamur
biasanya akan cepat berkembang selama pengobatan dengan antibiotika karena
terganggunya keseimbangan pertumbuhan mikroba. Jamur oportunistik biasanya
terjadi pada kasus ini.
Keadaan
Klinis pada sistem Imun yang Menimbulkan Kecenderungan Predisposisi Infeksi
Jamur :
1. Trauma
Merupakan
keadan yang memberikan predisposisi terhadap infeksi jamur berhasil menetap ,
terutama infeksi-infeksi granulotoma kronik . tempat masuk jamur adalh membrane
mukosa kulit .
2. Umur
Infeksi
jamur sering kali terjadi pada anak usia dini dan juga lansia , biasanya terserang jamur oportunistik yang
disebabkan oleh sistem imun.
3. Keadaan Metabolik
Diabetes Melitus dan
kehamilan merupakan hal yang berpengaruh pada sistem metabolik . Pertambahan
glukosa dalam cairan ekstraseluler dapat menyebabkan meningkatkan factor
predisposisi.
4. AIDS
Pada
penderita AIDS biasanya terserang jamur
karena berkurangnya sistem imun. Jamur yang sering ditemui adalah Candida Albicans , Aspergillus sp ,dan Cryptococcus neoformans
BAB III
Komponen
sistem imun pada kulit
Kulit berperan sebagai sawar fisik terhadap lingkungan
dan inflamasi. Banyak antigen asing masuk tubuh melalui kulit dan respon imun
diawali di kulit. Kulit terdiri atas lapisan epidermis dan dermis, antara lain:
1. Epidermis
Merupakan epitel yang tersusun berlapis yang terdiri atas
beberapa lapis. Sel keratinosit dari epidermis diikat satu sama lain karena
mempunyai sitoskeleton yang terdiri atas filamen keratin. Di bawah epidermis
ada membran basal. Di daerah ini ditemukan struktur khusus yang merupakan
tempat epidermis diikat oleh dermis yang disebut dengan matriks. Matriks
terdiri atas polisakarida dan protein yang membentuk makromolekul.
Membran basal sangat mudah rusak atau terganggu fungsinya
dan merupakan tempat umum terjadinya lepuh. Komponen utama sistem imun kulit
terdiri atas keratinosit, sel langerhans, dan limfosit intraepidermal. Sel
langerhans berperan dalam induksi aktivasi sel T pada dermatitis alergi, dan
lain-lain. Sel epitel skuamosa yang merupakan sel utama epidermis berfungsi
memproduksi berbagai sitokin yang berperan dalam reaksi imun nonspesifik,
inflamasi, dan regulasi respons imun di kulit. Komponen imun lainnya berupa
melanosit yang memproduksi pigmen.
2. Dermis
Komponen utama
sistem imun di bagian dermis adalah sel T dan makrofag. Dermis mengandung
kolagen yang memproduksi fibroblas dalam jumlah banyak. Dermis juga mengandung
pembuluh darah, folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaseus. Sel
CD 4 dan CD 8 banyak ditemukan di dermis, terutama perivaskular dengan sedikit
makrofag. Sel T dermal mengekspresikan epitop hidrat arang yang disebut antigen 1,
bereaksi dengan molekul adhesi pada endotel yang berperan dalam homing
spesifik sel T memori ke kulit. Dermis juga mengandung sel mast yang berperan
pada reaksi hipersensitivitas cepat.
Imunitas Spesifik dan non Spesifik
Resisten alamiah terhadap
banyak jamur pathogen tegantung fagosit . Meskipun dapat terjadi pembunuhan interseluler , jamur terbanyak
diserang ekstraseluler oleh karena ukurannya yang besar . Jamur juga merangsang produksi sitokin
seperti IL-1 dan TNF-alfa yang meningkatkan depresi molekul adhesi di endotel
setempat yang meningkatkan infiltrasi neutrophil ke tempat infeksi .
Neutrofil membunuh jamur yang oksigen
dependen dan oksigen independen yang toksik Makrofrag
alveolar berperan sebagai sel dalam pertahanan pertama terhadap spora jamur
yang terhirup . Aspergilus sp biasanya
mudah dihancurkan oleh makrofag alveolar . tetapi koksidiosis imunitis dan Histoplasma capsulatum dapat ditemukan
pada orang normal dan resisten terhaadap makrofag .Dalam hal ini masih dapat
menunjukkan perannya melalui aktivasi sel Th1 untuk membentuk granuloma . Sel
NK juga dapat melawan jamur melalui pelepasan granul yang mengandung sitolisin
. Sel NK juga dapat membunuh secara langsung bila dirangsang oleh bahan asal
jamur yang memacu makrofag memproduksi
sitokin seperti TNF dan INF-gamma yang mengaktifkan sel NK . Dalam system
pertahanan tubuh , ada dua sistem yang bekerja dalam imunitas terhadap jamur
yang terdiri dari system imun spesifik dan system imun non spesifik .
Imunitas
spesifik
Infeksi jamur
disebut mikosis. Jamur yang masuk ke dalam tubuh akan mendapat tanggapan
melalui respon imun. IgM dan IgG di dalam sirkulasi diproduksi sebagai respon
terhadap infeksi jamur. Respon cell-mediated immune (CMI) adalah protektif
karena dapat menekan reaktivasi infeksi jamur oportunistik. Respon imun yang
terjadi terhadap infeksi jamur merupakan kombinasi pola respon imun terhadap
mikroorganisme ekstraseluler dan respon imun intraseluler. Respon imun seluler
dilakukan sel T CD 4 dan CD 8 yang bekerja sama untuk mengeliminasi jamur. Dari
subset sel T CD 4, respon Th 1 merupakan respon protektif, sedangkan respon Th
2 merugikan tubuh.
Infeksi
Candida sp sering berwal pada
permukaan mukosa dan CMI diduga dapat mencegah
penyebarannya ke jaringan . Pada semua kejadian tersebut, respon Th1 adalah
protektif sedangkan reaksi Th2 dapat merusak pejamu . Inflamsi granuloma dapat
menimbulakn kerusakan pejamu seperti pada infeksi Histoplasma sp.Kadang terjadi respon humoral yang dapat digunakn
dalan daignostik serologi.
Kulit yang terinfeksi akan
berusaha menghambat penyebaran infeksi dan sembuh, menimbulkan resistensi
terhadap infeksi berikutnya. Resistensi ini berdasarkan reaksi imunitas
seluler, karena penderita umumnya menunjukkan reaksi hipersensitivitas IV
terhadap jamur bersangkutan.
Imunitas nonspesifik
Sawar fisik
kulit dan membran mukosa, faktor kimiawi dalam serum dan sekresi kulit berperan
dalam imunitas nonspesifik. Efektor utamanya terhadap jamur adalah neutrofil
dan makrofag. Netrofil dapat melepas bahan fungisidal seperti ROI dan enzim
lisosom serta memakan jamur untuk dibunuh intraselular. Galur virulen
(kriptokok neofarmans) menghambat produksi sitokin TNF dan IL-12 oleh makrofag
dan merangsang produksi IL-10 yang menghambat aktivasi makrofag.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Imunologi III. 1993.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
2. http://www.scribd.com/doc/101536460/makalah-mycotic
diunduh pada 20 Oktober 2012 pukul 17.21 WIB
3.
http://dny-nomiya17.blogspot.com/2011/05/imunitas-terhadap-jamur.html
diunduh pada 20 Oktober 2012 pukul 17.41 WIB
4.
http://adirasoziety.blogspot.com/jamur
.html diunduh pada 20 Oktober 2012 pukul
18.43 WIB