Halaman

Jumat, 16 Mei 2014

MANAJEMEN LABORATORIUM PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN

MANAJEMEN LABORATORIUM PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN



1.                 Pengertian
Manajemen Laboratorium adalah suatu usaha untuk mengelola laboratorium berdasarkan konsep manajemen baku. Manajemen laboratorium merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.Peralatan laboratorium yang canggih dengan staf profesional yang terampil, belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung adanya manajemen laboratorium yang baik.
2.              Ruang lingkup
a.    Pengelola laboratorium
b.    Manajemen fasilitas laboratorium
c.    Manajemen kegiatan laboratorium
d.   Keuangan laboratorium
e.    Data dan dokumen
f.     Keselamatan di Laboratorium
3.  Perangkat-perangkat manajemen laboratorium yang harus dikelola, antara lain:
a.    Tata ruang
b.    Alat yang baik dan terkalibrasi
c.    Infrastruktur
d.   Administrasi laboratorium
e.    Organisasi laboratorium
f.     Fasilitas pendanaan
g.    Inventarisasi dan keamanan
h.    Pengamanan laboratorium
i.      Disiplin yang tinggi
j.      Ketrampilan SDM
k.    Peraturan Dasar
l.      Penanganan masalah umum
m.  Jenis-jenis pekerjaan


                                              BAB II

1.                                           Tahap Preanalitik
a.    Formulir pemeriksaan laboratorium sebaiknya memuat secara lengkap:
1)      Tanggal permintaan
2)      Tanggal dan jam pengambilan sampel
3)      Identitas pasien (nama Lengkap, umur, jenis kelamin,alamat/ruang) termasuk rekam medik
4)      Identitas pengirim
5)      Nomor laboratorium
6)      Diagnosis/keterangan klinik
7)      Obat-obatan yang telah diberikan dan lam pemberian
8)      Pemeriksaan laboratorium yang diminta
9)      Jenis spesimen
10)  Lokasi pengambilan spesimen
11)  Nama pengambil spesimen
b.    Pengambilan sampel
Sampel yang digunakan:
1)    Urin Sewaktu
2)    Urin Pagi
3)    Urin pagi kedua (diambilsebelum siang)
4)    Urin 24 jam
5)    Urin midstream
6)    Urin post prandial
7)    Urin Pungsi kandung kemih
Urin pagi adalah urin yang paling banyak digunakan untuk pemeriksaan . komposisi urin pagi tergantung makan dan minuman yang masuk kedalam tubuh dan aktivitas fisik. Untuk tes glukosuria yang paling digunakan adalah urin yang diambil 2 jam setelah  makan
Syarat wadah urin yang akan digunakan:
1)      Bersih, kering , steril
2)      Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
3)      Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada dalam spesimen
4)      Terbuat dari gelas atau plastik
5)      Tidak bocor atau tidak merembes
6)      Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
7)      Besar wadah sesuai dengan volume spesimen urin
8)      Wadah bermulut lebar
Label wadah spesimen yang akan dikirim atau diambil ke laboratorium harus memuat:
1)    Tanggal pengambilan spesimen
2)    Nama dan nomor pasien
Ditulis dengan pensil tahan air sebelum sampel diambil.

c.    Penanganan sampel urin untuk analisa glukosa
Sampel ditampung dalam tabung urin
Urin yang digunakan adalah urin segar Stabilitas pemeriksaan glukosa urin suhu kamar selama 1 jam dan 4-8oC selama 24 jam

d.   Penerimaan sampel sampel di Laboratorium
Beberapa contoh masalah yang sering dihadapi sewaktu menerima sampel urin di laboratorium antara lain:
1)    Sampel diterima tanpa dokumentasi
2)    Dokumentasi yang diterima tanpa disertai sampel atau tidak lengkap sebagaiman diperlukan
3)    Sampel tidak cukup untuk pengujian yang diminta
4)    Metode pengujiam dan sifat parameter yang akan diuji tidak ada tau belum jelas
5)    Wadah sampel yang tidak sesuai
6)    Penyimpangan dari kondisi yang normal
e.    Penyimpanan urin:
Sampel hendaknya disimpan sedemikan agar tidak membahayakan petugas laboratorium. Keutuhan sampel harus juga dijaga, yaitu sampel hendaknya sama ketika dianalisis dan disampling. Resiko kontaminasi atau kontaminasi silang harus ditiadakan, yaitu tidak ada bahan memasuki atau meninggalkan wadah. Laboratorium hendaknya mempunyai ruangan penyimpanan untuk sampelnya. Sampel harus dilindungi terhadap setiap pengaruh kimia, fisika dan mekanika yang dapat menyebabkan perubahan dalam sampel. Lemari pendingin hendaknya mempunyai suhu antara 0o C dan +4oC.
Urin harus diperiksa dengan strip dalam waktu 2 jam, jika lebih akan menghasilkan hasil pemeriksaan yang kurang valid, hal yang dapat mempengaruhi antara lain:
1)    Disintegrasi  (lisis) dari lekosit dan eritrosit
2)    Perkembangbiakan bakteri
3)    Bakteri akan mendegradasi glukosa
4)   Peningkatan pH karena amonia yang terbentuk dari hasil degradasi urea oleh bakteri
5)   Oksidasi bilirubin dan urobilinogen, terutama sinar matahari. Perubahan yang terjadi dapat dihambat dengan cara memasukkan urin kedalam botol tertutup pada refrigator.
2.   Tahap Analitik
Analisis sampel, tanggung jawab utama untuk akurasi dan dan kecukupan pemeliharaan rekaman analisis terletak pada petugas penguji dan penyelia, yang menguji sampel, mengikuti sistem perekaman sebagaimana tercantum dalam prosedur operasional baku laboratorium dan dipantau dibawah program jaminan mutu. Jika sampel akan diuji, manajer teknis atau penyelia hendaknya memiliki salian rekaman pengambilan sampel. Pada titik ini penyelia tau personel penguji harus menetapkan apakah sampel itu sesuai dengan pemerian dalam rekaman pelaopran pengambilan sampel.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap analitik:
a.    Persiapan reagen
Reagen uji carik celup memenuhi syarat (batas uji kadaluarsa dan keadaan fisik)
b.    Pemeriksaan
1)    Untuk uji carik celup, urin tidak perlu ada perlakuan khusus
2)                                                          Urutan prosedur harus benar
c.    Pembacaan hasil
Percocokan dengan standar harus benar.
3.   Tahap Pascaanalitik
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaporan hasil
1)   Form hasil bersih
2)   Tidak salah transkrip
3)   Tulisan sudah jelas




Rekaman Analisis (Catatan Pengujian)
Rekaman analisis atau yang lazim disebut catatan pengujian ,dapat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebijakan laboratorium. Rekaman analisi adalah rekana orisinil pengujian yang direkam oleh personel penguji.
Format rekaman analisi dapat berupa buku catatan atau lembaran analisis. Buku catan pengujian disimpan oleh personel penguji sebagai arsipnya. Catatan pengujian setelah diperiksa oleh penyelia atau manajer teknis, menjadi sumber data untuk laporan hasil dan catatan pengujian menjadi arsip laboratorium yang dijadikan satu berkas dengan salinan laporan hasil uji bersama-sama dengan dokumen lainnya yang berkaitan dengan pengujian sampel tersebut.
Catatan pengujian hendaknya ditulis denga tinta, diberi tanggal dan tiap  halaman ditanda tangani pleh personel penguji dan penyelia secara berkala. Penyelia mengkaji buku catatan personel penguji yang menandatangani dan memberi tanggal pada bahan yang dikaji untuk mrnunjukkan bahwa pengendalian penyelia ditegakkan.
Hal-hal yang harus dilaporkan dalam catatan pengujian antara lain:
1)        Nama pemeriksaan
2)        Nomor sampel
3)        Bentuk sampel ketika diterima
4)        Tanggal diterima untuk pengujian
5)        Tanggal mulai diuji
6)        Tanggal selesai diuji
7)        Uraian dari sampel
8)        Hasil analisis
9)        Tanda tangan penguji
10)    Pengecekan lembar kerja (nama penyelia serta tanggal pengecekan)
11)    Tanggal melapor pada penyelia
12)    Tanda Tangan penyelia

Pelaporan hasil Pengujian
Jika laboratorim melayani pelanggan, adalah penting bahwa cara pelaporan hasil uji perlu disetujui lebih dahulu. Tidak saja format dari laporan, tetapi unit dari pengukuarn dan dasr perhitungan yang dibuat harus dimengerti. Hal ini memudahkan bagi pelanggan menginterpretasi hasil dan mengerti.

BAB III


Mutu laboratorium
Jaminan mutu
Untuk menjamin mutu hasil pengujian dapat dilkukan berbagai jenis tindakan dan kegiatan yang dapat dilakuakan laboratorium, antara lain:
a.    Menerapkan sistem manajemen mutu
Penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan suatu metode nasional atau stndar internasiona, misalnya standar internasional ISo/IEC 17025: 2005. Standar ini terbagi atas dua golongan persyaratan, yaitu persyaratan manajemen dan persyaratan teknis
b.    Mengadakan pengendalian mutu internal
1)                                        Menganalis akurasi metode
Analisis perolehan kembali analit dan bahan acuan.
2)                                        Menganalisis kebenaran metode
a)    Menganalisis bahan acuan bersertifikat
b)   Mengunakan metode alternatif
3)    Penetapan presisi metode
a)    Penetapan repitabilitas
b)   Penetapan reprodusiblitas
c)    Penetapan reprodusiblitas untermediat
c.    Menerima dan berpartisipasi dalam pengenalian mutu eksternal hasil pengujian
1)                                                    Audit eksternal oleh auditor eksternal dan badan akreditasi
2)                                                    Peserta aktif dalam uji profisiensi.
d.   Pembentukan unit jaminan mutu
Unit jaminan mutu membantu manjemen puncak laboratorium, memantau, mengaudit, mengakses  seluruh kegiatan jaminan mutu yang telah ditetapkan.
Dokumen dan prosedur yang perlu disediakan laboratorium
a.    Daftar berbagai kegiatan yang perlu menuju jamanina mutu beserta prosedurnya
b.    Materi pelatihan internal bagi personel untuk mengenal dan memahami sistem manajemen mutu serta pelaksanaannya.
c.    Prosedur pengendalian mutu internal hasil pengujian, antara lain:
1)   Metode penetapan akurasi.
2)   Metode analisis kebenaran metode.
3)   Metode penetapan presisi metode.
d.   Prosedur pelaksanaan partisipasi dalam uji banding antar laboratorium.
e.    Uraian tugas uit jaminan mutu laboratorium.


     PENUTUP

     Kesimpulan
       Manajemen Laboratorium adalah suatu usaha untuk mengelola laboratorium berdasarkan konsep manajemen baku. Yang termasuk ruang lingkup manajemen Laboratorium adalah Pengelola laboratorium, manajemen fasilitas laboratorium, manajemen kegiatan laboratorium, keuangan laboratorium, data dan dokumen keselamatan di Laboratorium.
Tahapan pemeriksaan laboratorium meliputi: tahapan preanalitik, analitik, serta pasca analitik. Dalam menjamin mutu hasil pengujian dapat dilakukan berbagai jenis tindakan dan kegiatan yang dapat dilakukan laboratorium, antara lain: menerapkan sistem manajemen mutu, mengadakan pengendalian mutu internal, menerima dan berpartisipasi dalam pengenalian mutu eksternal hasil pengujian pembentukan unit jaminan mutu.



DAFTAR PUSTAKA
           
Depkes RI. 2008. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar. Jakarta: Depkes
Siregar, C; Hendaryana, T. 2007. Praktik Sistem Manajemen Laboratorium-Pengujian yang Baik. Jakarta: EGC
Compendium of Urinalysis. Roche


Tidak ada komentar:

Posting Komentar