MANAJEMEN LABORATORIUM PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN
1.
Pengertian
Manajemen Laboratorium adalah suatu usaha untuk mengelola laboratorium
berdasarkan konsep manajemen baku. Manajemen laboratorium
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium
sehari-hari.Peralatan
laboratorium yang canggih dengan staf profesional yang terampil, belum tentu
dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung adanya manajemen laboratorium
yang baik.
2.
Ruang
lingkup
a.
Pengelola
laboratorium
b.
Manajemen
fasilitas laboratorium
c.
Manajemen
kegiatan laboratorium
d.
Keuangan
laboratorium
e.
Data
dan dokumen
f. Keselamatan di Laboratorium
3.
Perangkat-perangkat manajemen laboratorium yang harus dikelola, antara
lain:
a.
Tata
ruang
b.
Alat
yang baik dan terkalibrasi
c.
Infrastruktur
d.
Administrasi
laboratorium
e.
Organisasi
laboratorium
f.
Fasilitas
pendanaan
g.
Inventarisasi
dan keamanan
h.
Pengamanan
laboratorium
i.
Disiplin
yang tinggi
j.
Ketrampilan
SDM
k.
Peraturan
Dasar
l.
Penanganan
masalah umum
m.
Jenis-jenis
pekerjaan
BAB
II
1.
Tahap
Preanalitik
a.
Formulir pemeriksaan laboratorium
sebaiknya memuat secara lengkap:
1) Tanggal
permintaan
2) Tanggal
dan jam pengambilan sampel
3) Identitas
pasien (nama Lengkap, umur, jenis kelamin,alamat/ruang) termasuk rekam medik
4) Identitas
pengirim
5) Nomor
laboratorium
6) Diagnosis/keterangan
klinik
7) Obat-obatan
yang telah diberikan dan lam pemberian
8) Pemeriksaan
laboratorium yang diminta
9) Jenis
spesimen
10) Lokasi
pengambilan spesimen
11) Nama
pengambil spesimen
b.
Pengambilan sampel
Sampel yang digunakan:
1)
Urin Sewaktu
2)
Urin Pagi
3) Urin
pagi kedua (diambilsebelum siang)
4)
Urin 24 jam
5)
Urin midstream
6)
Urin post prandial
7)
Urin Pungsi kandung kemih
Urin pagi adalah
urin yang paling banyak digunakan untuk pemeriksaan . komposisi urin pagi
tergantung makan dan minuman yang masuk kedalam tubuh dan aktivitas fisik.
Untuk tes glukosuria yang paling digunakan adalah urin yang diambil 2 jam
setelah makan
Syarat
wadah urin yang akan digunakan:
1) Bersih,
kering , steril
2) Tidak
mengandung bahan kimia atau detergen
3) Terbuat
dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada dalam spesimen
4) Terbuat
dari gelas atau plastik
5) Tidak
bocor atau tidak merembes
6) Harus
dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
7) Besar
wadah sesuai dengan volume spesimen urin
8) Wadah
bermulut lebar
Label
wadah spesimen yang akan dikirim atau diambil ke laboratorium harus memuat:
1) Tanggal
pengambilan spesimen
2) Nama
dan nomor pasien
Ditulis dengan pensil tahan air sebelum
sampel diambil.
c.
Penanganan sampel urin untuk analisa
glukosa
Sampel ditampung dalam
tabung urin
Urin yang digunakan adalah urin segar
Stabilitas pemeriksaan glukosa urin suhu kamar selama 1 jam dan 4-8oC
selama 24 jam
d.
Penerimaan sampel sampel di Laboratorium
Beberapa contoh masalah
yang sering dihadapi sewaktu menerima sampel urin di laboratorium antara lain:
1) Sampel
diterima tanpa dokumentasi
2) Dokumentasi
yang diterima tanpa disertai sampel atau tidak lengkap sebagaiman diperlukan
3) Sampel
tidak cukup untuk pengujian yang diminta
4) Metode
pengujiam dan sifat parameter yang akan diuji tidak ada tau belum jelas
5) Wadah
sampel yang tidak sesuai
6) Penyimpangan
dari kondisi yang normal
e.
Penyimpanan urin:
Sampel
hendaknya disimpan sedemikan agar tidak membahayakan petugas laboratorium.
Keutuhan sampel harus juga dijaga, yaitu sampel hendaknya sama ketika
dianalisis dan disampling. Resiko kontaminasi atau kontaminasi silang harus
ditiadakan, yaitu tidak ada bahan memasuki atau meninggalkan wadah. Laboratorium
hendaknya mempunyai ruangan penyimpanan untuk sampelnya. Sampel harus
dilindungi terhadap setiap pengaruh kimia, fisika dan mekanika yang dapat
menyebabkan perubahan dalam sampel. Lemari pendingin hendaknya mempunyai suhu
antara 0o C dan +4oC.
Urin
harus diperiksa dengan strip dalam waktu 2 jam, jika lebih akan menghasilkan
hasil pemeriksaan yang kurang valid, hal yang dapat mempengaruhi antara lain:
1) Disintegrasi (lisis) dari lekosit dan eritrosit
2) Perkembangbiakan
bakteri
3) Bakteri
akan mendegradasi glukosa
4) Peningkatan
pH karena amonia yang terbentuk dari hasil degradasi urea oleh bakteri
5) Oksidasi
bilirubin dan urobilinogen, terutama sinar matahari. Perubahan yang terjadi
dapat dihambat dengan cara memasukkan urin kedalam botol tertutup pada
refrigator.
2. Tahap
Analitik
Analisis
sampel, tanggung jawab utama untuk akurasi dan dan kecukupan pemeliharaan
rekaman analisis terletak pada petugas penguji dan penyelia, yang menguji
sampel, mengikuti sistem perekaman sebagaimana tercantum dalam prosedur
operasional baku laboratorium dan dipantau dibawah program jaminan mutu. Jika
sampel akan diuji, manajer teknis atau penyelia hendaknya memiliki salian
rekaman pengambilan sampel. Pada titik ini penyelia tau personel penguji harus
menetapkan apakah sampel itu sesuai dengan pemerian dalam rekaman pelaopran
pengambilan sampel.
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam tahap analitik:
a. Persiapan
reagen
Reagen uji carik celup
memenuhi syarat (batas uji kadaluarsa dan keadaan fisik)
b. Pemeriksaan
1) Untuk
uji carik celup, urin tidak perlu ada perlakuan khusus
2)
Urutan prosedur harus benar
c. Pembacaan
hasil
Percocokan dengan
standar harus benar.
3. Tahap
Pascaanalitik
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaporan
hasil
1)
Form hasil bersih
2)
Tidak salah transkrip
3)
Tulisan sudah jelas
Rekaman Analisis (Catatan Pengujian)
Rekaman
analisis atau yang lazim disebut catatan pengujian ,dapat dalam berbagai bentuk
sesuai dengan kebijakan laboratorium. Rekaman analisi adalah rekana orisinil
pengujian yang direkam oleh personel penguji.
Format rekaman analisi
dapat berupa buku catatan atau lembaran analisis. Buku catan pengujian disimpan
oleh personel penguji sebagai arsipnya. Catatan pengujian setelah diperiksa
oleh penyelia atau manajer teknis, menjadi sumber data untuk laporan hasil dan
catatan pengujian menjadi arsip laboratorium yang dijadikan satu berkas dengan
salinan laporan hasil uji bersama-sama dengan dokumen lainnya yang berkaitan
dengan pengujian sampel tersebut.
Catatan
pengujian hendaknya ditulis denga tinta, diberi tanggal dan tiap halaman ditanda tangani pleh personel penguji
dan penyelia secara berkala. Penyelia mengkaji buku catatan personel penguji
yang menandatangani dan memberi tanggal pada bahan yang dikaji untuk
mrnunjukkan bahwa pengendalian penyelia ditegakkan.
Hal-hal yang harus
dilaporkan dalam catatan pengujian antara lain:
1)
Nama pemeriksaan
2)
Nomor sampel
3)
Bentuk sampel ketika diterima
4)
Tanggal diterima untuk pengujian
5)
Tanggal mulai diuji
6)
Tanggal selesai diuji
7)
Uraian dari sampel
8)
Hasil analisis
9)
Tanda tangan penguji
10)
Pengecekan lembar kerja (nama penyelia
serta tanggal pengecekan)
11) Tanggal
melapor pada penyelia
12) Tanda
Tangan penyelia
Pelaporan hasil Pengujian
Jika laboratorim
melayani pelanggan, adalah penting bahwa cara pelaporan hasil uji perlu
disetujui lebih dahulu. Tidak saja format dari laporan, tetapi unit dari
pengukuarn dan dasr perhitungan yang dibuat harus dimengerti. Hal ini
memudahkan bagi pelanggan menginterpretasi hasil dan mengerti.
BAB
III
Mutu
laboratorium
Jaminan mutu
Untuk menjamin mutu
hasil pengujian dapat dilkukan berbagai jenis tindakan dan kegiatan yang dapat
dilakuakan laboratorium, antara lain:
a.
Menerapkan sistem manajemen mutu
Penerapan sistem
manajemen mutu berdasarkan suatu metode nasional atau stndar internasiona,
misalnya standar internasional ISo/IEC 17025: 2005. Standar ini terbagi atas
dua golongan persyaratan, yaitu persyaratan manajemen dan persyaratan teknis
b.
Mengadakan pengendalian mutu internal
1)
Menganalis akurasi metode
Analisis perolehan
kembali analit dan bahan acuan.
2)
Menganalisis kebenaran metode
a)
Menganalisis bahan acuan bersertifikat
b)
Mengunakan metode alternatif
3) Penetapan
presisi metode
a)
Penetapan repitabilitas
b)
Penetapan reprodusiblitas
c)
Penetapan reprodusiblitas untermediat
c.
Menerima dan berpartisipasi dalam
pengenalian mutu eksternal hasil pengujian
1)
Audit eksternal oleh auditor eksternal
dan badan akreditasi
2)
Peserta aktif dalam uji profisiensi.
d.
Pembentukan unit jaminan mutu
Unit
jaminan mutu membantu manjemen puncak laboratorium, memantau, mengaudit,
mengakses seluruh kegiatan jaminan mutu
yang telah ditetapkan.
Dokumen
dan prosedur yang perlu disediakan laboratorium
a. Daftar
berbagai kegiatan yang perlu menuju jamanina mutu beserta prosedurnya
b. Materi
pelatihan internal bagi personel untuk mengenal dan memahami sistem manajemen
mutu serta pelaksanaannya.
c. Prosedur
pengendalian mutu internal hasil pengujian, antara lain:
1) Metode
penetapan akurasi.
2) Metode
analisis kebenaran metode.
3) Metode
penetapan presisi metode.
d. Prosedur
pelaksanaan partisipasi dalam uji banding antar laboratorium.
e. Uraian
tugas uit jaminan mutu laboratorium.
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen Laboratorium adalah suatu usaha
untuk mengelola laboratorium berdasarkan konsep manajemen baku. Yang termasuk
ruang lingkup manajemen Laboratorium adalah Pengelola laboratorium, manajemen fasilitas laboratorium, manajemen
kegiatan laboratorium, keuangan laboratorium, data dan dokumen keselamatan di
Laboratorium.
Tahapan pemeriksaan laboratorium
meliputi: tahapan preanalitik, analitik, serta pasca analitik. Dalam menjamin
mutu hasil pengujian dapat dilakukan berbagai jenis tindakan dan kegiatan yang
dapat dilakukan laboratorium, antara lain: menerapkan sistem manajemen mutu, mengadakan
pengendalian mutu internal, menerima dan berpartisipasi dalam pengenalian mutu
eksternal hasil pengujian pembentukan unit jaminan mutu.
DAFTAR
PUSTAKA
Depkes
RI. 2008. Pedoman Praktik Laboratorium
Kesehatan Yang Benar. Jakarta: Depkes
Siregar,
C; Hendaryana, T. 2007. Praktik Sistem
Manajemen Laboratorium-Pengujian yang Baik. Jakarta: EGC
Compendium
of Urinalysis. Roche
Tidak ada komentar:
Posting Komentar