Halaman

Kamis, 08 November 2012

Carik Celup

Pemeriksaan Makroskopik
Urinalisis dimulai dengan mengamati penampakan makroskopik : warnadan kekeruhan. Urine normal yang barudikeluarkan tampak jernih sampaisedikit berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom danurobilin.Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi urine; urine encer hampir tidakberwarna, urine pekatberwarna kuning tua atau sawo matang. Kekeruhanbiasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat(dalam urineasam) atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan olehbahan selular berlebihanatau protein dalam urin.Volume urine normal adalah 750-2.000 ml/24hr. Pengukuran volume inipadapengambilan acak (random) tidak relevan. Karena itu pengukuranspesimen atau dengan meletakkan strip di atas secarik kertas tisu.Perubahan warna diinterpretasikan denganmembandingkannya denganskala warna rujukan, yang biasanya ditempel pada botol/wadah reagenstrip.Perhatikan waktu reaksi untuk setiap item. Hasil pembacaan mungkin tidakakurat jika membaca terlalu cepatatau terlalu lambat, atau jika pencahayaankurang. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebihdianjurkanuntuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.Pemakaian reagen strip haruslahdilakukan secara hati-hati. Oleh karenaitu harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan sepertiyangtertera dalam leaflet. Setiap habis mengambil 1 batang reagen strip,botol/wadah harus segera ditutup kembalidengan rapat, agar terlindung darikelembaban, sinar, dan uap kimia. Setiap strip harus diamati sebelumdigunakanuntuk memastikan bahwa tidak ada perubahan warna.
1. Glukosa
Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus munculdalam urin (kurang dari 130 mg/24 jam).Glukosuria (kelebihan gula dalamurin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau daya reabsorbsitubulusyang menurun. Glukosuria umumnya berarti diabetes mellitus.Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu glukosuria tidak selalu dapat dipakaiuntukmenunjang diagnosis diabetes mellitus.Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosaoksidase (GOD), peroksidase (POD) dan zat warna.
.2. Protein
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulusyang diserap oleh tubulus ginjal. Normalekskresi protein urine biasanya tidakmelebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl dalam setiap satu spesimen. Lebihdari10 mg/ml didefinisikan sebagai proteinuria.Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu sehatkarenaperubahan fisiologis. Selama olah raga, stres atau diet yang tidak seimbangdengan daging dapatmenyebabkan protein dalam jumlah yang signifikanmuncul dalam urin. Pra-menstruasi dan mandi air panas jugadapatmenyebabkan jumlah protein tinggi.Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatanekskresialbumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yangdisebabkan karena penyakitglomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi.Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekulrendahmerupakan petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakittubulointerstitiel.Dipsticks mendeteksiprotein dengan indikator warna Bromphenol biru,yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadapglobulin,protein Bence-Jones, dan mukoprotein.3.
3. Bilirubin
Bilirubin yang dapat dijumpai dalam urine adalah bilirubin direk(terkonjugasi), karena tidak terkait dengan albumin,sehingga mudah difiltrasioleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadar dalam darahmeningkat.Bilirubinuria dijumpai pada ikterus parenkimatosa (hepatitisinfeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif, kanker hati(sekunder), CHFdisertai ikterik.
4. Urobilinogen
Empedu yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasimencapai area duodenum, tempat bakteri dalamusus mengubah bilirubinmenjadi urobilinogen. Sebagian besar urobilinogen berkurang di faeses;sejumlah besarkembali ke hati melalui aliran darah, di sini urobilinogendiproses ulang menjadi empedu; dan kira-kira sejumlah 1%diekskresikan kedalam urine oleh ginjal.Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi selhepar menurun atau terdapat kelebihan urobilinogen dalam saluran gastrointestinalyang melebehi bataskemampuan hepar untuk melakukan rekskresi.Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobinberlebihan(ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab apapun), kerusakanparenkim hepar (toksik hepar,hepatitis infeksiosa, sirosis hepar, keganasanhepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik, obstruksiusus,mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit. Urobilinogen urine menurundijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit hati yang parah(jumlah empedu yang dihasilkan hanyasedikit), penyakit inflamasi yangparah, kolelitiasis, diare yang berat.Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahragaatau minum atau dapatdisebabkan oleh kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat dapatmengeluarkan sejumlahkecil urobilinogen
.5. Keasaman (pH)
Filtrat glomerular plasma darah biasanya diasamkan oleh tubulus ginjaldan saluran pengumpul dari pH 7,4 menjadisekitar 6 di final urin. Namun,tergantung pada status asam-basa, pH kemih dapat berkisar dari 4,5 ±8,0.pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifatbasa setelah makan, lalu menurundan menjadi kurang basa menjelangmakan berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur) adalah yang lebihasam.Obat-obatan tertentu dan penyakit gangguan keseimbangan asam-basa jugadapt mempengaruhi pHurine.Urine yang diperiksa haruslah segar, sebab bila disimpan terlalu lama,maka pH akan berubah menjadi basa.Urine basa dapat memberi hasilnegatif atau tidak memadai terhadap albuminuria dan unsure-unsur mikroskopiksedimen urine, seperti eritrosit, silinder yang akan mengalamilisis. pH urine yang basa sepanjang hari kemungkinanoleh adanya infeksi.Urine dengan pH yang selalu asam dapat menyebabkan terjadinya batuasam urat.Berikut ini adalah keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi pH urine :a. pH basa : setelah makan, vegetarian,alkalosis sistemik, infeksisaluran kemih (Proteus atau Pseudomonas menguraikan urea menjadiCO2 danammonia), terapi alkalinisasi, asidosis tubulus ginjal,spesimen basi.b. pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan,penyakit demam pada anak),asidosis sistemik (kecuali pada gangguan fungsi tubulus, asidosisrespiratorik ataumetabolic memicu pengasaman urine danmeningkatkan ekskresi NH4+), terapi pengasaman.
6. Berat Jenis (Specific Gravity, SG)
Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yangmengukur konsentrasi zat terlarut) mengukurkepadatan air seni serta dipakaiuntuk menilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkanurin.Spesifik gravitasi antara 1,005 dan 1,035 pada sampel acak harusdianggap wajar jika fungsi ginjal normal. Nilairujukan untuk urine pagi adalah1,015 ± 1,025, sedangkan dengan pembatasan minum selama 12 jam nilai normal >1,022, dan selama 24 jam bisa mencapai 1,026. Defek fungsi diniyang tampak pada kerusakan tubulus adalah kehilangan kemampuan untuk memekatkan urine.BJ urine yang rendah persisten menunjukkan gangguan fungsireabsorbsitubulus. Nokturia dengan ekskresi urine malam > 500 ml dan BJ kurang dari1.018, kadar glukosa sangat tinggi, atau mungkin pasien baru-baru inimenerima pewarna radiopaque kepadatan tinggi secara intravena untuk studiradiografi, atau larutan dekstrandengan berat molekul rendah. Kurangi 0,004untuk setiap 1% glukosa untuk menentukan konsentrasi zat terlarutnon-glukosa.
7. Darah (Blood)
Pemeriksaan dengan carik celup akan memberi hasil positif baik untukhematuria, hemoglobinuria, maupunmioglobinuria. Prinsip tes carik celupialah mendeteksi hemoglobin dengan pemakaian substrat peroksidasesertaaseptor oksigen. Eritrosit yang utuh dipecah menjadi hemoglobin denganadanya aktivitas peroksidase. Hal inimemungkinkan hasil tidak sesuaidengan metode mikroskopik sedimen urine.Hemoglobinuria sejati terjadi bilahemoglobin bebas dalam urine yangdisebabkan karena danya hemolisis intravaskuler. Hemolisis dalam urine jugadapat terjadi karena urine encer, pH alkalis, urine didiamkan lama dalamsuhu kamar. Mioglobinuria terjadi bilamioglobin dilepaskan ke dalampembuluh darah akibat kerusakan otot, seperti otot jantung, otot skeletal, jugasebagai akibat dari olah raga berlebihan, konvulsi. Mioglobin memiliki beratmolekul kecil sehingga mudahdifiltrasi oleh glomerulus dan diekskresi kedalam urine. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuanlaboratorium :1. Hasil positif palsu dapat terjadi bila urine tercemar deterjen yangmengandung hipoklorid atauperoksida, bila terdapat bakteriuria yangmengandung peroksidase

Tidak ada komentar:

Posting Komentar