Pemeriksaan
Makroskopik
Urinalisis
dimulai dengan mengamati penampakan makroskopik : warnadan kekeruhan. Urine
normal yang barudikeluarkan tampak jernih sampaisedikit berkabut dan berwarna
kuning oleh pigmen urokrom danurobilin.Intensitas warna sesuai dengan
konsentrasi urine; urine encer hampir tidakberwarna, urine pekatberwarna kuning
tua atau sawo matang. Kekeruhanbiasanya terjadi karena kristalisasi atau
pengendapan urat(dalam urineasam) atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan
juga bisa disebabkan olehbahan selular berlebihanatau protein dalam urin.Volume
urine normal adalah 750-2.000 ml/24hr. Pengukuran volume inipadapengambilan
acak (random) tidak relevan. Karena itu pengukuranspesimen atau dengan
meletakkan strip di atas secarik kertas tisu.Perubahan warna diinterpretasikan
denganmembandingkannya denganskala warna rujukan, yang biasanya ditempel pada
botol/wadah reagenstrip.Perhatikan waktu reaksi untuk setiap item. Hasil
pembacaan mungkin tidakakurat jika membaca terlalu cepatatau terlalu lambat,
atau jika pencahayaankurang. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis
lebihdianjurkanuntuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara
visual.Pemakaian reagen strip haruslahdilakukan secara hati-hati. Oleh
karenaitu harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan
sepertiyangtertera dalam leaflet. Setiap habis mengambil 1 batang reagen
strip,botol/wadah harus segera ditutup kembalidengan rapat, agar terlindung
darikelembaban, sinar, dan uap kimia. Setiap strip harus diamati
sebelumdigunakanuntuk memastikan bahwa tidak ada perubahan warna.
1. Glukosa
Kurang
dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus munculdalam urin (kurang
dari 130 mg/24 jam).Glukosuria (kelebihan gula dalamurin) terjadi karena nilai
ambang ginjal terlampaui atau daya reabsorbsitubulusyang menurun. Glukosuria
umumnya berarti diabetes mellitus.Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan
dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu glukosuria tidak
selalu dapat dipakaiuntukmenunjang diagnosis diabetes mellitus.Untuk pengukuran
glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosaoksidase (GOD), peroksidase
(POD) dan zat warna.
.2. Protein
Biasanya,
hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulusyang diserap oleh
tubulus ginjal. Normalekskresi protein urine biasanya tidakmelebihi 150 mg/24
jam atau 10 mg/dl dalam setiap satu spesimen. Lebihdari10 mg/ml didefinisikan
sebagai proteinuria.Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu
sehatkarenaperubahan fisiologis. Selama olah raga, stres atau diet yang tidak
seimbangdengan daging dapatmenyebabkan protein dalam jumlah yang
signifikanmuncul dalam urin. Pra-menstruasi dan mandi air panas
jugadapatmenyebabkan jumlah protein tinggi.Protein terdiri atas fraksi albumin
dan globulin. Peningkatanekskresialbumin merupakan petanda yang sensitif untuk
penyakit ginjal kronik yangdisebabkan karena penyakitglomeruler, diabetes
mellitus, dan hipertensi.Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat
molekulrendahmerupakan petanda yang sensitif untuk beberapa tipe
penyakittubulointerstitiel.Dipsticks mendeteksiprotein dengan indikator warna
Bromphenol biru,yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang sensitif
terhadapglobulin,protein Bence-Jones, dan mukoprotein.3.
3.
Bilirubin
Bilirubin
yang dapat dijumpai dalam urine adalah bilirubin direk(terkonjugasi), karena
tidak terkait dengan albumin,sehingga mudah difiltrasioleh glomerulus dan
diekskresikan ke dalam urine bila kadar dalam darahmeningkat.Bilirubinuria
dijumpai pada ikterus parenkimatosa (hepatitisinfeksiosa, toksik hepar),
ikterus obstruktif, kanker hati(sekunder), CHFdisertai ikterik.
4. Urobilinogen
Empedu
yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasimencapai area duodenum,
tempat bakteri dalamusus mengubah bilirubinmenjadi urobilinogen. Sebagian besar
urobilinogen berkurang di faeses;sejumlah besarkembali ke hati melalui aliran
darah, di sini urobilinogendiproses ulang menjadi empedu; dan kira-kira
sejumlah 1%diekskresikan kedalam urine oleh ginjal.Peningkatan ekskresi
urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi selhepar menurun atau terdapat
kelebihan urobilinogen dalam saluran gastrointestinalyang melebehi
bataskemampuan hepar untuk melakukan rekskresi.Urobilinogen meninggi dijumpai
pada : destruksi hemoglobinberlebihan(ikterik hemolitika atau anemia hemolitik
oleh sebab apapun), kerusakanparenkim hepar (toksik hepar,hepatitis infeksiosa,
sirosis hepar, keganasanhepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik,
obstruksiusus,mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit. Urobilinogen urine
menurundijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit hati yang
parah(jumlah empedu yang dihasilkan hanyasedikit), penyakit inflamasi
yangparah, kolelitiasis, diare yang berat.Hasil positif juga dapat diperoleh
setelah olahragaatau minum atau dapatdisebabkan oleh kelelahan atau sembelit.
Orang yang sehat dapatmengeluarkan sejumlahkecil urobilinogen
.5. Keasaman
(pH)
Filtrat
glomerular plasma darah biasanya diasamkan oleh tubulus ginjaldan saluran
pengumpul dari pH 7,4 menjadisekitar 6 di final urin. Namun,tergantung pada
status asam-basa, pH kemih dapat berkisar dari 4,5 ±8,0.pH bervariasi sepanjang
hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifatbasa setelah makan, lalu
menurundan menjadi kurang basa menjelangmakan berikutnya. Urine pagi hari
(bangun tidur) adalah yang lebihasam.Obat-obatan tertentu dan penyakit gangguan
keseimbangan asam-basa jugadapt mempengaruhi pHurine.Urine yang diperiksa
haruslah segar, sebab bila disimpan terlalu lama,maka pH akan berubah menjadi
basa.Urine basa dapat memberi hasilnegatif atau tidak memadai terhadap
albuminuria dan unsure-unsur mikroskopiksedimen urine, seperti eritrosit,
silinder yang akan mengalamilisis. pH urine yang basa sepanjang hari
kemungkinanoleh adanya infeksi.Urine dengan pH yang selalu asam dapat
menyebabkan terjadinya batuasam urat.Berikut ini adalah keadaan-keadaan yang
dapat mempengaruhi pH urine :a. pH basa : setelah makan, vegetarian,alkalosis
sistemik, infeksisaluran kemih (Proteus atau Pseudomonas menguraikan urea
menjadiCO2 danammonia), terapi alkalinisasi, asidosis tubulus ginjal,spesimen
basi.b. pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan,penyakit demam pada
anak),asidosis sistemik (kecuali pada gangguan fungsi tubulus,
asidosisrespiratorik ataumetabolic memicu pengasaman urine danmeningkatkan
ekskresi NH4+), terapi pengasaman.
6. Berat Jenis
(Specific Gravity, SG)
Berat
jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yangmengukur konsentrasi
zat terlarut) mengukurkepadatan air seni serta dipakaiuntuk menilai kemampuan
ginjal untuk memekatkan dan mengencerkanurin.Spesifik gravitasi antara 1,005
dan 1,035 pada sampel acak harusdianggap wajar jika fungsi ginjal normal.
Nilairujukan untuk urine pagi adalah1,015 ± 1,025, sedangkan dengan pembatasan
minum selama 12 jam nilai normal >1,022, dan selama 24 jam bisa mencapai 1,026.
Defek fungsi diniyang tampak pada kerusakan tubulus adalah kehilangan kemampuan
untuk memekatkan urine.BJ urine yang rendah persisten menunjukkan gangguan
fungsireabsorbsitubulus. Nokturia dengan ekskresi urine malam > 500 ml dan
BJ kurang dari1.018, kadar glukosa sangat tinggi, atau mungkin pasien baru-baru
inimenerima pewarna radiopaque kepadatan tinggi secara intravena untuk
studiradiografi, atau larutan dekstrandengan berat molekul rendah. Kurangi
0,004untuk setiap 1% glukosa untuk menentukan konsentrasi zat
terlarutnon-glukosa.
7. Darah (Blood)
Pemeriksaan
dengan carik celup akan memberi hasil positif baik untukhematuria,
hemoglobinuria, maupunmioglobinuria. Prinsip tes carik celupialah mendeteksi
hemoglobin dengan pemakaian substrat peroksidasesertaaseptor oksigen. Eritrosit
yang utuh dipecah menjadi hemoglobin denganadanya aktivitas peroksidase. Hal
inimemungkinkan hasil tidak sesuaidengan metode mikroskopik sedimen
urine.Hemoglobinuria sejati terjadi bilahemoglobin bebas dalam urine
yangdisebabkan karena danya hemolisis intravaskuler. Hemolisis dalam urine
jugadapat terjadi karena urine encer, pH alkalis, urine didiamkan lama
dalamsuhu kamar. Mioglobinuria terjadi bilamioglobin dilepaskan ke
dalampembuluh darah akibat kerusakan otot, seperti otot jantung, otot skeletal,
jugasebagai akibat dari olah raga berlebihan, konvulsi. Mioglobin memiliki
beratmolekul kecil sehingga mudahdifiltrasi oleh glomerulus dan diekskresi
kedalam urine. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuanlaboratorium :1.
Hasil positif palsu dapat terjadi bila urine tercemar deterjen yangmengandung
hipoklorid atauperoksida, bila terdapat bakteriuria yangmengandung peroksidase
Tidak ada komentar:
Posting Komentar